Berbeda dari ideologi, sains adalah proses berpikir yang fleksibel untuk menerima perubahan yang sejalan dengan perkembangan pemahaman tentang dunia. Pengetahuan berkembang melalui revolusi sains. Paradigma baru menggantikan yang lama, setiap perubahan paradigma membentuk pemahaman baru. Revolusi sains mirip revolusi sosial, tetapi tanpa genangan darah.
Tugas sains bukan mencari (memverifikasi) kebenaran, melainkan mengeliminasi (mengurangi) kesalahan, agar kebenaran bisa semakin didekati. Temuan sains telah membuka kesadaran manusia untuk meninggalkan paradigma antroposentris yang mengistimewakan manusia sebagai pusat dunia. Padahal, manusia cuma satu dari sekian banyak makhluk hidup, dan bukan ciptaan entitas supranatural.